Minggu, 13 April 2008

patahan jiwa


Patahan Jiwa

kabut yang pasti belum terhenti
pada sosok gerimis pagi hari
angin telah lelah hingga ia bersandar
: kayu lapuk mengemas dahan retak
 
terlalu cepat kelopak meniup bunga
hinggaku bersandar kelam patahan jiwa
: h a m b a r
 
 
Ganjuran, 16 agustus 2007

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Jumat, 14 Maret 2008

Lagu Cengeng : Sebuah Strategi Pemasaran Yang Menakjubkan


Sampai hari ini banyak sekali pendatang baru dibidang musik, berbagai event pun diadakan, misalkan LA indifest, dengan slogan "Sampe mana musik loe didenger", Odol (Indonesia Idol), dll aja deh. Dan yang paling fenonemal banyaknya band baru yang muncul bukan lulusan dari kampus musik tersebut. Band amatir yang kemudian menjadi profesional. Sebut saja D'Masiv, Kata Band, Kangen Band, Kertas, dll aja lagi. Hampir sebagian besar pendatang baru dalam dunia persilatan musik diIndonesia tersebut mengusung tema lagu yang saya bilang lagu cengeng. Sebenarnya bukan pendapat original saya sendiri kok, tetapi saya mengiyakan dan mendukung pendapat tersebut.Kenapa ? saya lihat memang seperti itu kok, bukan berarti saya tidak memiliki pendapat yang ori, tetapi kebetulan sama saja. Mas, cengengnya dimana? Nah ini bagian yang penting, lihat saja lagunya (misal) Ada band dengan judul Haruskah ku mati karenamu, D'Masiv "Cinta Ini Membunuhku". Lihat saja temanya, hampir semuanya mendiskripsikan alur yang sama, ada seorang cowok yang mencintai dengan sangat, sampai apapun dikorbankan, hidupnya, masa depannya, gaya hidupnya, bahkan nyawanya, sampai istilahnya menjadi seorang pambantu (kasarnya budak) ceweknya mau asal bisa berdekatan dengan cewek tersebut, tidak memperdulikan kehidupan dunia ini,bahkan dirinya kecuali hanya sang cewe. Dan lagu jenis ini langsung laku keras, band baru dengan lagu-lagu jenis ini bisa lebih cepat mendapatkan tempat di masyarakat (baca:wanita). Bagaimana dengan band-band yang mengusung tema berkebalikan? misalkan saja Edane "Kau Pikir kamulah segalanya", sampai sekarang tidak ada gaungnya lagi, penjualannya sudah pasti merosot drastis. Beberapa lagu ada band yang berkebalikan juga tidak begitu banyak mendapatkan respon. Sumber informasinya tidak begitu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (toh ini bukan karya ilmiah). Saya mendapatkannya dari stasiun radio. Tingkat permintaan lagu-lagu cengeng seperti ini membludak. Bagaimana bisa diketahui ? sebagai catatan, radio dikamar saya tidak pernah mati, 24 jam hidup. Saat ini juga aktif. Karena itu saya bisa mendengarkan lagu-lagu tersebut. Satu lagi, tanya kenapa ?

Saya rasa ada semacam stategi penjualan oleh para produsen dan pencipta lagu. Dengan pintar mereka harus menyesuaikan produk dengan pasaran. Dan lagu-lagu cengeng tersebut sangat diminati, oleh siapa? sekali lagi masyarakat (baca:wanita). Di indonesia porsi mereka lebih banyak, perbandingan laki-laki dan perempuan lebih banyak yang perempuan, (ini juga bukan dari perhitungan statistik yang ilmiah, tetapi bisa dibuktikan). Semakin dalam tema lagu yang dilantunkan, semakin bisa diterima oleh masyarakat. Artinya semakin cengeng(saya menyebutnya begitu) akan semakin laku dan disukai. Nada jelek tidak apa, nanti lama-lama juga disukai.

Pertanyaan berikutnya, apakah ada yang salah dengan lagu cengeng? salah tidak, hanya yang menjadi masalah adalah paradigma dari lagu tersebut. Saya percaya bahwa lagu, film, buku (bahkan tulisan ini, nggak tau juga) akan membuka paradigma baru tentang tema dari semua objek tersebut. Orang akan terbiasa dengan hal-hal macam itu, istilah mudahnya terpengaruh. Cowok yang mendengarnya juga akan menjadi lemah dihadapan cewek, sedang cewek yang mendengarnya akan ditinggikan sampai langit ke 7. Akibatnya, sombong mungkin iya, yang pasti lebih superior saja. Dan tahukah, sifat merasa lebih superior akan membuat hubungan dengan siapa saja menjadi tidak baik, termasuk dengan sang kekasih. Sekali lagi lagu, buku,film adalah paradigma baru, pandangan baru terhadap suatu masalah. Dan siapa saja bisa terkena pandangan baru.

Jadi dengan demikian, anda bisa menilai lagu-lagu tersebut, apakah salah atau tidak. Atmosfir persaingan lagu cengeng sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini, ketika ada band meluncurkan album (yang sangat disukai wanita, cowo ada, tetapi tidak sebanyak cewek) Heaven of Love. Yang isinya beragam lagu cengeng. Setelah itu mulai bermunculan band baru dengan lagu setema. Sekali lagi tanya kenapa? Mungkin tulisan ini tidak begitu menyenangkan perempuan, tapi tak apa. Nah dengan tulisan ini, seberapa cengeng lagi lagu yang akan muncul. Silahkan berdiskusi, saya tak kabur dulu :)

Minggu, 17 Februari 2008

puisi Refrensi

(Refrensi Puisi)
MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA
by : Taufik Ismail

I


Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

II


Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

III


Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.


IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

1998
















Jumat, 15 Februari 2008

puisi paling

sekian lama tak dapat juga
ku jauh jarak darimu
kadang aku tertawa
mencaci nasib yang seolah hanya
menimpaku
huh...


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

Senin, 21 Januari 2008

Yang kutahu namanya gendis


Namanya gendis.Dia punya banyak sekali kegelisahan tanpa ampun di lorong hatinya. Di sebelah tempat tidurnya, sebuah laci dengan banyak sekali perangko dan amplop surat putih. Lalu di atas tempat tidurnya ratusan kertas bertinta memanjang dari pojok ke pojok. Tintanya luntur, sedikit lembab kuduga karena air. Kertasnya mengepal kurasa karena sesuatu. Gendis yang memintamu semanis kebodohannya. Dia baru berumur 19, perempuan kecil yang masih sangat muda, yang sangat takut pada dirinya.

Tidakkah engkau masih berkenan menyapanya, yang kutahu dia mengagumimu dengan sangat.Yang kutahu, selalu ada perangko dan amplop kecil pada setiap suratnya, katanya, supaya engkau tanpa kerepotan menulis surat balasan. Terakhir yang kutahu, kotak suratnya masih saja kosong. Terakhir kulihat dia duduk di muka rumah, menunggu tukang pos datang, katanya. Dan selalu kuingat, hari itu sabtu, dan dia tak pernah beranjak hingga hari mulai menyenja.

gendingnarendra
21 juni 2006

Namaku perempuan


Atas raga yang kugandrungi sedemikian rupa
sedekahkan padaku lebih laparku
lantaran jiwa hausku lebih kepada rindu
pada siapa harus kuhambakan diri ketika
ku tahu tak lagi cukup adam bagiku
- mungkin aku hawa yang gila yang berkelana
bukan untuk menyatu pada adam
181205
gendingnarendra

Berita Kepada Kekasih


Gemuruh rindu kian menggebu

Desah nafas kian kencang beradu

Jeritan tangis kian menggelegar

Saat mata tak bisa bertatap pandang

Saat hanya ada suara dalam telinga

Saat rindu mewakilkan kehadiran



Ragaku terapung dalam hening suara

Saat aku telusuri lekukan rindumu padaku

Yang terpancar dari keindahan bayangmu

Mengharu biru dalam takaran waktu

Sepenggal marah yang kau uraikan

Semakin membuatku sayang kepadamu

Secangkir emosi yang kau suguhkan

Mengajariku untuk memahami dirimu


Berita Kepada Kekasih


Ditulis oleh Jack Effendi






Monday, 14 January 2008
Gemuruh rindu kian menggebu

Desah nafas kian kencang beradu

Jeritan tangis kian menggelegar

Saat mata tak bisa bertatap pandang

Saat hanya ada suara dalam telinga

Saat rindu mewakilkan kehadiran



Ragaku terapung dalam hening suara

Saat aku telusuri lekukan rindumu padaku

Yang terpancar dari keindahan bayangmu

Mengharu biru dalam takaran waktu

Sepenggal marah yang kau uraikan

Semakin membuatku sayang kepadamu

Secangkir emosi yang kau suguhkan

Mengajariku untuk memahami dirimu

Mojokerto, 08 Januari 2008





Powered by ScribeFire.